Laman

Rabu, 16 Maret 2016

Ditengah Perkotaan Masih Terdengar Tangisan.

ditengah perkotaan masih terdengar suara tagisan.
jangan engkau biarkan aceh kesepian, apa engkau kehilangan pena untuk menulis sejarahmu, mereka yang terhina, miskin, yang hidup tertinggal di pedalaman....
semua menunggumu....kami perlu tenaga dan pikirmu, wahai
orang muda, pemuda mahasiswa yang berintelektualitas. 
apakah kalian hidup, pandai, berusaha dan kaya hanya untuk diri kamu sendiri!
pernahkah hatimu  terbesit memikirkan sejenak untuk apa kamu hidup? 
pernahkah hatimu terbesit berfikir sejenak bagaimana kehidupan mereka orang-orang yang tertinggal?
negara kita, aceh belum maju "di saat pemuda, mahasiswa, orang-orang yang pandai tidak lagi mau peduli dengan keadaan kehidupan orang-orang yang lemah yang mereka sendiri selalu hidup berdampingan dengan kita, pernahkah kita peduli" 
mereka mengeluh, tapi kita bersikap seolah kita tuli dengan keluhan mereka. di tengah perkotaan masih terdengar tangisan, mereka perdengarkan tangisan itu sama pemuda, karena pemuda bagi mereka orang yang mampu membuat perubahan, karena pemuda bagi mereka orang yang berpindidikan, berilmupengetahuan lebih tinggi dari mereka, jadilah pemuda itu tempat untuk mereka mengadu.
tapi apa kenyataan yang mereka hadapi. pemuda (mahasiswa)tidak pernah mau peduli dengan kehidupan yang seperti itu, hanya sebagian kecil dari pemuda yang betul-betul masih mempunyai jiwa semangat pengorbanan untuk wujudkan keadalin, berusaha kobarkan kesejahtraan masyarakat yang tertindas oleh kaum-kaum yang kuat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar