Laman

Kamis, 14 Januari 2016

Rasionalitas Dalam Kehidupan

Antara Kebebasan Rasionalitas Dalam Kehidupam


Manusia merupakan mahkluk rasionalitas. Sampai pada tahap dimna manusia itu sangat mudah untuk dipahami oleh manusia yang lainnya. Berakhirnya peradaban religius manusia di akibatkan oleh manusia yang mengedepankan rasionalitas yang dianggap tanpa batas. Mereka yang tidak percaya adanya kebenaran yang mutlak, kebenaran yang hakiki, kebenaran yang tidak dapat di ubah-ubah. Sampai pada tahap dimana manusia telah tersesat sangat jauh dengan kebebasan rasionalitas tanpa batas bagi peradaban manusia pada masa sekarang. Realitas manusia sebagai mahkluk yang bertuhan hilang, meniadakan sesuatu yang ada. Manusia berjalan sesuai dengan kehendak napsu, mengingkari apa yang telah menjadi ketetapan yang hak. Manusia kehilangan jiwa yang bersih, rasionalitas bebas dalam berfikir untuk melakukan kebebasan. Kebebasan individu tidak lagi di atur oleh agamana, agamana dianggap sebagai penghambat kemajuan. Inilah pola kehidupan kebebasan rasionalitas yang terjadi di masa sekarang. Manusia mempunyai batasan dalam berfikir, kemudian manusia juga memiliki pola pikir yang berbeda-beda dengan manusia lain. Manusia mahkluk yang dapat dimengerti, manusia juga mahkluk yang dapat di atur pola pemikirannya oleh manusia yang lain. Pengaruh besar dari keterbatasan pola pikir manusia membuat hidup seseorang dapat diatur sesuai dengan keinginan. Sampai pada batasan dimana peradaban manusia sekarang merupakan peradaban yang pola pikir individu telah diatur oleh pola pikir rasionalitas mereka yang tidak bertuhan. Titik perlawanan dalam kehidupan. mencapai segala sesuatu agar dianggap sebagai manusia yang tidak ada lagi perlawanan dari manusia yang lainnya. Mencoba untuk melampaui ketidak mungkinan untuk mereka capai sesuai dengan keinginan napsu, menghalalkan segala cara agar sampai pada realitas bahwa manusia telah melakukan sesuatu dengan mengingkari akan keberadaan Sang Pencipta. Kehancuran yang membinasakan, kehancuran pola pikir manusia sebagai doktrin pola pikir manusia yang mengedepankan rasionalitas sebagai bentuk pola pikir manusia yang mengingkari akan kebenaran yang Mutlak. Demi kebebasan mereka, mengaturkan kehidupan dengan memyebarkan berbagai paham yang dapat menghantarkan peradaban manusia pada peradaban kebebasan tanpa batas dan tanpa ada aturan. Aturan diaggap suatu hal yang tidak penting untuk di patuhi, karena aturan menjadi penghambat kebebasan. Sehingga manusia sekarang merupakan manusia yang tidak beraturan, manusia yang mengingkari aturan, manusia sebagai mahkluk anti thesis. Dan manusia sebagai hewan yang telah melanggar kodrat sebagai mahkluk yang berakal dan berjiwa bersih daripada kemungkaran, karena manusia merupakan mahkluk yang hidup atas keberaturannya agama yang tidak bisa dipungkiri kebenarannya. Dunia dengan berbagai bentuk perwujudan, kehidupan akan berahir fana. Kehancuran bersifat pasti, hal yang bakal terjadi tanpa ada satu mahklukpun mengetahuinya. Mereka hidup seolah tidak akan ada matinya, terus menjelajahi dunia yang tanpa penghabisan seolah dunia ini kekal bagi mereka. Disaat kematian seseorang merupakan contoh, tidak ada yang kekal didunia ini, mereka tidak peduli dengan itu. Dunia seolah milik mereka, segala hal bisa untuk di cipakan, tapi mereka melupakan satu hal bahwa nyawa itu tidak bisa untuk mereka ciptakan. Kemana akhirnya mereka akan kembali? Rasionalitas tanpa batas, wujud kebebasan dalam berfikir, “kebodohan” . kini sampai pada zaman dimana manusia tidak lagi mencari kebenaran Agama, kebenaran tuhan. Tapi mereka terus berfikir untuk mencari sesuatu yang belum mereka dapati mengenai dengan kehidupan. Mengakhiri kebodohan dengan mengaplikasikan hidup dalam kemewahan sebagai wujud yang terlihat bahwa mereka manusia yang pandai. Kepandaian mereka merupakan kepandaian dalam kesesatan. Adakala manusia tidak akan sampai pada segala yang menjadi keinginan, hawa napsu dan kesesatan, beri mereka pentunjuk, dalam setiap kebebasan. Hati nurani mereka tidak bisa mengingkari bahwa kebenaran yang mutlaklah yang sebenarnya akhir dari pencapaian. Ingat, semua akan berakhir. Jangan ada kebohongan dalam diri kalian yang bersalah, karena pada suatu saat kebohongan itu tidak akan menipu. Suatu saat kebohongan itu akan menjadi saksi untuk mengunggkapkan siapa raga ini , Pada jalan yang benar akan ada kebahgian, pada jalan yang mungkar kamu akan dibinasakan. Dalam tidur terkadang tidak terlelap, dalam tidur terkadang mereka sadar. Kenapa mereka harus melakukan, bukan karena keterpaksaan. tapi mereka melakukan karena mereka belum pernah melakukan, mereka melakukan karena itu larangan dalam ajaran. Tau akibat dari perbuatan yang di larang, tapi itulah manusia. Manusia selalu menjadi mahkluk anti tesis terhadap kebenaran. Melihat jejak-jejak kehidupan, berlabuh ditempatnya mimpi, berlayar laksana di lautan yang bebas melihat hamparan yang tiada batasan. Menghadapi ombak kecil bukan suatu rintangan untuk terus berlayar. Ketika mereka ingin berlayar kelautan lepas, gunakan perahu yang besar, ombak itu akan menenggelamkan perahumu yang tidak pernah kamu perbaiki. Bayang-bayang kehidupan yang selalu menantikan jiwa yang bersih, jiwa yang tidak pernah melakukan kesalahan. Tapi jiwa itu mereka kotori dengan jejak- jejak kehidupan. Sadarmu bukan untuk memperbaiki, sadarmu adalah kesadaran yang sangat merugi. Lihat mereka, betapa fananya hidup mereka, ingin kau seperti mereka, itulah kamu orang- orang yang tidak pernah belajar dari kesalahan orang lain. Sampai kapan kamu ingin melakukan kesalahan yang sama. Sadarlah, Hidupmu itu tiadalah lama, belajarlah dari kerugian mereka agar kamu tidak lagi menjadi manusia yang merugi pula seperti mereka. Ketika mereka bertanya kepadamu, apa itu kehidupan. Hidup hanya untuk menyelesaikan soal, hidup hanya untuk menyelesaikan tugas, hidup hanya untuk mencari jawaban, hidup tidak nyata. Kehidupan bukan disini yang sebenarnya. Apakah hidupku sama seprti hidupnya mereka. Semua kehidupan itu sama, tidak ada perbedaan diantara kita, perbedaan itu hanya ada ketika kamu sendiri yang membeda- bedakannya. Peredaan itu ketika kamu menjalani kehidupan dengan menempuh cara yang berbeda. Gelapnya kehidupan mereka, kini kamu buat gelapnya kehidupan kamu sendiri. Telah duluan mereka merasakan kehancuran, tapi kamu telah membuat hidupmu, hidup dia, hidup mereka menjadi hancur pula. Kamu senang dengan kehidupan yang mereka bawa. kamu kehilangan arah, kamu kehilangan jati diri sebagai insan yang berahklak. Kini tiba dimana dunia kita akan hancur, itu semua karena ulah kita yang mengadopsi kehidupan anak durjana dalam kehidupan kita. Kita akan hancur, tapi kita membagakan kenhancuran kita sendiri, buktinya kita tidak mau melepaskan budaya mereka. Hilang kesadaran, karena agama tidak lagi tumbuh dalam jiwa kita, terus mengejar dunia seperti mereka yang terus mengejar dunia. Dunia adalah kekal bagi mereka, tapi kini dunia adalah kekal bagi kita!! Detik-detik terakhir menuju kekekalan dunia mereka. Pencapaian segala bentuk keinginan bagi mereka, melihat runtuhnya peradaban manusia tidak lagi bersifat religus. Semua itu akan tercapai, dan akhir kehidupan bagi merekapun akan sirna. Dimana dunia tidak lagi kekal bagi mereka, segala pencapain hanyalah fana, sadarkah kau dengan semua itu? Sungguh buasnya kehidupan yang seperti itu akhirnya hancur, ahirnya menjadi laron- loron yang berterbangan akibat kenhancuran. Bakal kau lihat dimana gunung akan runtuh, dimana bumi akan hangus, dan matahari akan membakar. Kepedihanlah bagi mu, kepedihanlah bagi mereka yang melihat dunia kekal. Inilah akhir dari kekekalan dunia yang sebenarnya fana, dan kepedihanlah bagimu, kepediahanlah bagi mereka di akhir kehidupan yang sebetul- betulnya, kehidupan kamu akan di siksa. Akhirat awal dari kehidupan.!! .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar